Seklumit Kisah Perjuangan Masuk UGM
Gambar : Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hallo sahabat blogger dimanapun kalian berada. Pada kesempatan ini saya akan menceritakan seklumit kisah dari mulai bimbang mencari universitas sampai akhirnya menemukan pilihan terbaik. Seklumit kisah ini saya mulai dari bangku SMA.
SMA bagi saya adalah masa dimana kita sudah mulai memikirkan masa depan ketika lulus nantinya. Ada yang lulus SMA sudah merencanakan akan menikah, ada yang ingin bekerja, dan ada pula yang berencana ingin melanjutkan masa studinya di universitas. Nah saya sendiri pada saat itu berencana ingin melanjutkan masa studi di universitas.
Sejak kelas 1 SMA, saya sudah bermimpi bisa mengenakan Almamater Karong Goni (maksudnya Almamater Universitas Gadjah Mada. Hehe). Saking ngebetnya (eh maap lebay) ingin masuk kesana, tidak jarang saya luangkan waktu untuk menonton video-video UGM di youtube. Ketika setiap kali menonton, muncul rasa baper (bukan baper pacar ya guys.hehe) di diri ini. “Apakah bisa saya berkuliah disana ?”, itulah yang terus terngiang-ngiang di dalam pikiran.
Oiya, saya ini bukan orang yang pintar banget ya guys. Jadi wajar saja saya agak ragu untuk dapat masuk ke universitas yang kata-katanya (kata-katanya loh.hehe) paling besar, tertua, dan terbaik di Indonesia. Dan yang menjadikan saya termotivasi untuk dapat melanjutkan studi disana karena kakak angkatan SMA jarang ada yang kuliah di UGM (jarang bukan berarti enggak ada ya guys.hhe). Padahal notabene SMA saya adalah SMA favorite di Kabupaten Pekalongan dan juga termasuk SMA yang banyak menyumbangkan berbagai penghargaan baik di tingkat Daerah, Provinsi, maupun Nasional. Teman-teman yang dari Pekalongan pasti tahu kan ??? Yups bener sekali, 100 buat kalian. Saya pada saat itu bersekolah di SMAN.01 Kedungwuni yang juga merupakan salah satu SMA RSBI di Pekalongan selain SMAN.01 Kajen dan SMAN.01 Pekalongan.
Oke kembali ke topik. Hehe. . . Singkat cerita, saya sudah kelas 3 SMA nih, dan kelas 3 itu adalah kelas galau (maaf baper.hhe). Kenapa kelas galau ??? Karena di kelas 3 fokus kita terpecah ke 2 hal, yang pertama adalah Ujian Nasional (wow seram..wkwkwk), yang kedua adalah universitas (pusingggg.wkwk). Diantara keduanya fokus utama ya di Ujian Nasional, karena kalau enggak lulus berabe dah (ngulang 1 tahun lagi). wkwkwwk.
Untuk mempersiapkan itu semua, di awal-awal tahun ajaran baru saya mulai disibukkan dengan belajar dan belajar. Tak ada waktu yang di sia-siakan. Hampir setiap hari di gembleng dengan asupan ilmu (bukan asupan makanan yang guys.wkwkwk). Terutama yang paling utama adalah pada mata pelajaran Matematika. Kenapa saya lebih fokus pada Matematika ??? Karena Matematika adalah mata pelajaran yang membingungkan (hhe. Itu dulu lohh, kalau sekarangggg.... ya.. masihh sih .wkwkwk). Saking rajinnya belajar Matematika, saya jadi mendadak jenius (eeeaaa.hhe). Sampai-sampai teman yang berbeda sekolah belajar Matematikanya dengan saya dan datang ke rumah setiap harinya (berasa jadi guru nih.hehe). Padahal dulunya Matematika adalah mata pelajaran yang paling saya benci, nilainya pun dulu termasuk terendah dibandingkan mata pelajaran yang lain. Saya lebih prefer ke Geografi sih, bahkan pernah sampai di tawari untuk ikut olimpiade Geografi (mungkin karena nilai yang di dapatkan bagus-bagus terus. (Upss.wkwk). Di Try Out Tingkat Kabupaten Pekalongan saya sempat mendapat nilai tertinggi di mata pelajaran Geografi dengan nilai hampir sempurna yaitu 9,75 (hampir 100 ya .huhu). Tapi tidak untuk Matematika ya guys, Matematika saya tetap jelek kok (sedihhhhh.huhuu).
Oke lanjut lagi, waktu terus berlalu dan sampai pada akhirnya Ujian Nasional tiba. Karena persiapan sudah matang, akhirnya alhamdulilah tidak ada kendala apapun dalam mengerjakan soal-soalnya. Singkatnya, saya dinyatakan lulus (sudah nebak sih..wkwkwk). Akhirnya fokus saya mulai beralih ke universitas. Saya mulai sering berkonsultasi dengan guru BK perihal kelanjutan studi. Oiya sebelumnya saya sudah diterima terlebih dahulu sebelum lulus Ujian Nasional di salah satu Universitas Swasta yang ada di Semarang, namanya adalah Universitas Dian Nuswantoro di program studi S1 Desain Komunikasi Visual (DKV). Saya sudah melakukan pembayaran dan tinggal kuliah saja. Tapi hati ini masih berharap bisa masuk UGM, karena UGM bagi saya adalah universitas impian dan di cita-citakan semenjak duduk di kelas 1 SMA. Jadi bagaimanapun saya harus bisa masuk UGM (itulah yang terlintas di dalam pikiran).
Nah mulailah saya mencari kesibukan dengan info-info masuk UGM. Saat konsultasi dengan guru BK yang selalu saya tanyakan adalah UGM. Sampai sempat guru BK mengatakan, “enggak harus UGM mas”. Tapi dasarnya keras kepala (emang batok kelapa.wkwkwk), saya tetap ngeyel ingin masuk UGM. Nah pada saat itu saya sudah ikut SNMPTN undangan dengan pilihan Universitas Jendral Soedirman (universitas tempat kakak perempuan saya kuliah). Saya mendaftar disana sebenarnya ada kesan terpaksa, orang tualah yang menyuruh mendaftar disana. Tadinya saya tidak mau, tapi apa boleh buat, kalau orang tua yang meminta tidak bisa mengelak (harus berbakti ya guys sama orang tua.hehe). Akhirnya saya tidak mendaftar UGM di SNMPTN. Walaupun begitu, keinginan untuk kuliah di UGM masih sangat besar. Hingga pada suatu waktu saya mendapati bahwa di UGM ada program sekolah vokasi (Diploma). Tadinya orang tua sempat melarang "untuk apa kamu daftar jauh-jauh ke UGM kalau hanya mengejar gelar Diploma". Kemudian orang tua juga mengatakan “Kalau ibu bapak tidak setuju karena Yogyakarta itu jauh mas, kalau ada apa-apa bagaimana, ibu bapak tidak bisa mengawasi, kita juga tidak memiliki saudara disana dan UGM juga susah mas, ibu bapak enggak yakin kamu bakal bisa mengikuti perkuliahan disana seandainya kamu diterima’,”Udah mas ibu bapak nyaranin kamu ke Undip saja atau Unnes, kakak kelas kamu banyak yang kuliah disana, jangan jauh-jauh”.
Setelah mendengar nasehat itu, sempat saya ingin mengurungkan niat saya untuk mendaftar disana. Bayangan saya, yasudahlah saya kuliah di Semarang saja, lagian disana universitasnya juga banyak yang bagus, salah satunya adalah Undip. Tapi tak lama kemudian, tiba-tiba keinginan untuk mencoba mendaftar di UGM semakin kuat, hingga akhirnya saya berdiskusi dengan kedua orang tua sembari membujuk mereka berdua. Dan setelah berdiskusi panjang lebar, akhirnya saya diperbolehkan mendaftar. “Rasanya tuh seneng banget, walaupun masih tahap mendaftar belum diterima.hehe”.
Ijin orang tua sudah didapat, kini giliran mendaftar. Nah pada saat akan mendaftar sempat terkendala oleh prosedur yang ada di sekolah. Pada saat itu saya tidak diijinkan mendaftar oleh Guru BK dikarenakan sudah mendaftar SNMPTN undangan dan pendaftaran vokasi UGM yang di ikuti juga melalui jalur undangan yaitu Jalur Penelusuran Bibit Unggul SMA (PBUSMAK), serta syarat untuk mendaftar disana adalah harus masuk dalam 40% terbaik di kelas (woww, saya masuk enggak ya..wkwkwk).
Di kelas (SMA) memiliki jumlah siswa sebanyak 23 orang (sedikitkan.hehe), seandainya 40% dikalikan 23, hasilnya 9.2. Itu artinya yang boleh mendaftar hanya peringkat 1 sampai 9 saja. Nah karena persaingan di SMA juga bisa dikatakan tidak mudah, sehingga menjadikan persaingan untuk merebut satu kursi di UGM sangatlah susah. Bayangkan 1 kelas berisikan 5 orang laki-laki dan 18 orang wanita (wow banyak kan wanitanya). Tahu sendirilah wanita kan identik lebih pintar dibandingkan laki-laki, yah wajarlah yang mendominasi kaum hawa (huhuhuhu).
Hingga akhirnya ijin itu susah di dapat. Alasan Guru BK, seandainya saya diterima di SNMPTN dan PBUSMAK, maka harus mendaftar salah satu dan risikonya adalah sekolah bisa terkena blacklist (terhapus dari daftar persaingan sekolah, tahukan maksudnya.hehe). Karena menurut penuturan salah satu Guru, pernah ada alumni dari SMA yang sudah diterima di Hubungan Internasional UGM tetapi tidak diambil, sehingga menjadikan sekolah terkena dampaknya dan banyak siswa yang susah menembus UGM (itu kata Guru loh, benarnya enggak tahu.hehe). Itulah yang menjadikan motivasi saya untuk bisa menjadi penghubung kembali antara alumni dengan adek kelas di SMA. Harapan jika seandainya diterima, saya ingin mengembalikan muka dari almamater SMA disana, hingga nantinya banyak adek kelas yang masuk di UGM (itu impian saya loh.hehe).
Nah walaupun begitu, Guru BK tetap tidak mengijinkan. Tetapi saya tidak putus asa, setiap hari selalu melakukan konsultasi dengan Guru BK dan berusaha untuk membujuk sekolah agar mau membantu. Tetapi jawabannya tetap “TIDAK BOLEH”. Hingga akhirnya saya berdoa kepada Allah agar memperlancar segala keinginan. Keesokan harinya saya menghubungi Guru BK lagi dan mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak memenuhi persyaratan untuk dapat diterima di Vokasi UGM, sehingga sangat tidak mungkin diterima dan meminta untuk mengijinkan mendaftar (palingan ujung-ujungan kagak diterima.^_^). Setelah lama berdialog, akhirnya diijinkan dan singkatnya saya_pun mulai mempersiapkan diri untuk mendaftar.
Awalnya saya kembali mengalami kebimbangan dalam menentukan program studi disana. Saya sempat akan memilih Jurusan Diploma Sastra Jepang dan Kearsipan, namun dilarang oleh kedua orang tua (yah lagi-lagi dilarang.huhu) dan disuruh untuk memilih Program Studi Diploma Ekonomi Terapan yang katanya prospeknya bagus. Yasudah saya nurut saja, walaupun tidak terlalu suka Ekonomi sih.hehe.
Akhirnya saya mendaftar. Setelah mendaftar, hampir setiap hari saya berdoa agar tidak diterima di SNMPTN dan diterima di PBUSMAK. Walaupun secara strata SNMPTN itu S1 dan PBUSMAK itu Diploma. Namun itu tidak masalah, bagi saya gelar itu nomor 2. Yang utama adalah kualitas dari pendidikan itu (bukan berarti yang lain jelek loh, tetapi saya ingin mencoba yang lebih baik dari yang terbaik.hehe). Lagian impian saya adalah kelak ketika lulus Diploma bisa melanjutkan studi S1 di Universitas Indonesia (salah satu universitas impian saya yang kedua) dan setelah itu melanjutkan S2 di Universitas Gadjah Mada (semoga saja Allah mengabulkan keinginan saya).
Sembari menunggu pengumuman dari kedua jalur undangan, saya gunakan waktu untuk mendaftar kuliah di universitas lain, tercatat saya sempat diterima di Universitas Muhammadyah Yogyakarta di Program Studi S1 Ilmu Komunikasi dan di Universitas-Universitas Lainnya. Saya juga sempat diterima di salah satu sekolah perhotelan milik Singapura dengan beasiswa penuh dan digaji lagi.hehe. 1 juta per bulan (rumayan kan.hehe). Tapi semuanya tidak saya ambil dikarenakan tujuan awal adalah UGM.
Singkatnya, akhirnya pengumuman pun tiba. Tadinya saya sudah pesimis,”ah gak mungkin masuk nih”. Sehingga saya tidak terlalu terburu-buru membuka pengumuman. Setelah itu pada malam harinya saya sempatkan untuk membuka (dengan perasaan yang pesimis). Saya_pun membuka pengumuman tersebut dan ternyata ????
“SAYA DITERIMA SEBAGAI MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA”. Wow rasanya gak karuan, senang sekali. Seperti mimpi, ternyata doa saya dikabulkan oleh Allah SWT. Hanya 1 doa yang belum tahu apakah dikabulkan atau tidak, yaitu tidak lolos SNMPTN. Nah, singkatnya pengumuman SNMPTN tiba. Saya tidak terlalu terburu-buru membukanya karena takut jika diterima (hhe. aneh kan, justru berdoa biar gagal).
Dan alhamdulilah sesuai dengan doa saya. Saya dinyatakan tidak diterima di Universitas Jendral Soedirman. Akhirnya saya tidak jadi memiliki hutang dengan sekolah.hhe. Karena kalau seandainya diterima, maka saya harus mengorbankan salah satu dan itu berdampak pada blacklist universitas. Saya dinyatakan gagal ternyata ada sebabnya, setelah saya tanya ke kakak perempuan. Saya baru mengetahui ternyata ada kakak angkatan dari SMA yang di D.O dari program studi yang saya masuki. Hingga ada indikasi pada program studi tersebut terjadi blacklist oleh fakultas. Tapi tidak mengapa, apapun penyebabnya saya tetap senang. Karena doa dikabulkan dan sekaligus saya sudah resmi menjadi bagian dari keluarga besar UGM. Universitas yang saya mimipikan sejak dahulu dan kini akhirnya menjadi kenyataan.
Semenjak saya dinyatakan diterima di UGM, muncul berbagai macam fitnah yang saya sendiri sebenarnya marah, tapi kalau marah tidak akan menyelesaikan masalah, lebih baik bersabar. Fitnah itu berupa tuduhan. Saya dituduh melakukan manipulasi nilai (wow kapan saya ngrubahnya .wkwkwk). Kemudian saya dituduh melakukan sogok menyogok ke pihak UGM (uang saja kagak punya, kok nyogok sih.wkwkwk) dan fitnah-fitnah lainnya yang di hembuskan oleh teman-teman saya yang ditolak oleh UGM.
Kebetulan pada saat itu banyak diantara teman-teman saya yang mendaftar UGM, yang paling pinter di sekolah juga mendaftar UGM. Tetapi tidak ada satu_pun yang diterima, hanya saya saja seorang yang alhamdulilah Allah berikan kelancaran. Sehingga banyak yang beranggapan saya bermain curang dengan memanipulasi nilai ataupun melakukan sogok-menyogok.(wah wah parah ya.huhu).
Segala macam tuduhan sengaja saya diamkan dan mulai hari itu bertekad untuk membuktikan kepada mereka bahwa saya memiliki kualitas bukan kuantitas (maaf ya, bukan sombong cuman kesel aja digituin.hehe). Akhirnya saya tanamkan target selama kuliah, harus bisa menduduki jabatan sebagai ketua di salah satu organisasi tingkat universitas dan bisa menjadi mahasiswa yang mampu membanggakan fakultas serta dosen-dosen.
Dan masa-masa awal kuliah saya mulai dengan mengikuti beberapa organisasi, tercatat ada 3 organisasi yang pernah saya coba ikuti. Bagi saya aktif di organisasi bukanlah penghalang untuk dapat berprestasi. Justru dengan organisasi bisa berprestasi (itulah prinsip saya). Selain berorganisasi, saya juga berusaha aktif di kelas, prinsip saya, setiap jam kuliah harus dapat mengajukan pertanyaan kepada dosen. Sehingga banyak diantara teman-teman yang menyebut saya sebagai mahasiswa kesayangan dosen tertentu (padahal sih enggak juga.-_-). Hari-hari di sana saya gunakan untuk aktif di segala macam kegiatan baik kampus maupun organisasi.
Oiya dengan keaktifan itu, saya sempat dijadikan asisten dosen lapangan oleh salah satu dosen yang sudah senior (ibu-ibu) untuk membantu beliau dalam berbagai proyek yang beliau kerjakan. Dari proyek dengan dinas sampai dengan bupati. Saya juga sempat dipercaya untuk melakukan pendampingan kelompok UMKM di kampus.
Sebenarnya proyek itu dikerjakan oleh dua dosen, yang satu masih muda (laki-laki), sekarang beliau sedang menempuh pendidikan S3 di Inggris, dan dosen yang sudah senior (ibu-ibu) beliau lulusan UGM dan salah satu universitas di Australia. Nah, saya kebagian menjadi asisten dari dosen yang sudah senior, sisanya teman saya dijadikan asisten oleh dosen yang masih muda. Jadi ada 4 orang yang dipilih untuk membantu beliau-beliau ini, salah satunya adalah saya (alhamdulilah.hehe).
Dan alhamdulilah Allah kembali mengabulkan doa saya lagi, selain menjadi asisten dosen lapangan. Saya juga diberikan amanah untuk menjadi Ketua di salah satu departemen yang ada di tingkat universitas. Disana saya membawahi sekitar 30 orang yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi (tapi rata-rata mahasiswi.hehe) dari berbagai macam fakultas yang ada di UGM (1 dari D3 dan yang lainnya S1 semua). Awalnya saya tidak mengira bahwa bakal terpilih, mengingat saya tidak pernah mengajukan diri untuk jadi Ketua. Tapi lagi-lagi kuasa Allah itu tak terhingga guys, apa sih yang enggak mungkin bagi Allah ??? Yang tepenting kita ikhtiar dan berdoa. Insya Allah segala keinginan akan Allah kabulkan, percayalah.
Oke lanjut lagi, akhirnya saya resmi dilantik menjadi Ketua di organisasi tersebut. Tibalah saat dimana saya harus mempresentasikan program kerja yang sudah di buat, berbagai pertanyaan audience ajukan kepada saya dan alhamdulilah dengan kuasa Allah bisa menjawab semua dengan lancar tanpa terkendala suatu apapun dan seluruh program kerja yang di buat sudah mendapatkan persetujuan semua. Rasanya senang sekali.
Tetapi dibalik kesenangan ada juga ujian. Mungkin Allah ingin melihat seberapa sabar kita ketika terkena musibah. Pada saat itu, belum genap 2 bulan saya menjabat. Allah memanggil Ayah. Itulah pukulan telak bagi saya. Saya merasa apa yang di capai belum bisa menjadikan orang tua bangga secara penuh. Padahal sebelumnya saya sempat meminta saran Ayah ketika menyusun program kerja. Kebetulan program kerja yang di buat berkaitan dengan kebermanfaatan yang bakal masyarakat desa binaan dapatkan dengan dilantiknya saya menjadi Ketua.
Satu hal yang di sesalkan adalah kenapa saya mementingkan ego untuk mencapai semua yang ada di dunia ini. Kenapa saya tidak memikirkan kedua orang tua. Bahkan menanyakan kabarnya_pun jarang. Sungguh penyesalan itu datang di akhir. Akhirnya setelah menerima kabar itu, saya pulang ke kampung (kondisi pada saat itu sedang mengikuti ujian MID semester).
Sesampai di rumah, timbul perasaan antara ingin menangis dan tidak. Bagaimana mungkin saya menangis dihadapan almarhum Ayah, sejujurnya saya takut Ayah juga ikut menangis jika melihat anaknya menangis. Akhirnya saya dengan tabah menahan air mata dan alhamdulilah Allah menguatkan itu. Sesampainya di perkuburan, saya sempat mengatakan kepada penggali kuburan, agar saya dan adik yang menurunkan jenazah Ayah ke liang lahat. Saya tidak mau orang lain yang menurunkannya.
Akhirnya permintaan itu di bolehkan. Dan dengan menahan air mata saya secara perlahan menurunkan jenazah dari almarhum Ayah. Rasanya enggak karuan, ingin menangis tapi tidak bisa. Singkatnya saya pulang ke rumah, dan di saat itulah semua tangisan itu keluar. Teringat pesan terakhir dari beliau “jangan pernah tinggalkan sholat jumat, walau kamu sakit, kecuali jika kamu tidak sanggup”. Huhu sedih kalau teringat tentang nasehat itu. Apalagi saya pernah berjanji kepada almarhum bahwa ingin bisa bekerja di pemerintahan dan meminta saran beliau “apakah saya bisa ?”. Kemudian beliau menjawab “kamu bisa” (beberapa bulan sebelum beliau meninggal).
Dan alhamdulilh akhirnya 1 satu tahun berselang saya bisa merasakan bekerja di pemerintahan dengan diawali magang disana dan ditawari kontrak kerja. Saya bekerja selama 4 tahun di Pemerintah Provinsi dengan status sebagai pegawai non PNS.
Hallo sahabat blogger dimanapun kalian berada. Pada kesempatan ini saya akan menceritakan seklumit kisah dari mulai bimbang mencari universitas sampai akhirnya menemukan pilihan terbaik. Seklumit kisah ini saya mulai dari bangku SMA.
SMA bagi saya adalah masa dimana kita sudah mulai memikirkan masa depan ketika lulus nantinya. Ada yang lulus SMA sudah merencanakan akan menikah, ada yang ingin bekerja, dan ada pula yang berencana ingin melanjutkan masa studinya di universitas. Nah saya sendiri pada saat itu berencana ingin melanjutkan masa studi di universitas.
Sejak kelas 1 SMA, saya sudah bermimpi bisa mengenakan Almamater Karong Goni (maksudnya Almamater Universitas Gadjah Mada. Hehe). Saking ngebetnya (eh maap lebay) ingin masuk kesana, tidak jarang saya luangkan waktu untuk menonton video-video UGM di youtube. Ketika setiap kali menonton, muncul rasa baper (bukan baper pacar ya guys.hehe) di diri ini. “Apakah bisa saya berkuliah disana ?”, itulah yang terus terngiang-ngiang di dalam pikiran.
Oiya, saya ini bukan orang yang pintar banget ya guys. Jadi wajar saja saya agak ragu untuk dapat masuk ke universitas yang kata-katanya (kata-katanya loh.hehe) paling besar, tertua, dan terbaik di Indonesia. Dan yang menjadikan saya termotivasi untuk dapat melanjutkan studi disana karena kakak angkatan SMA jarang ada yang kuliah di UGM (jarang bukan berarti enggak ada ya guys.hhe). Padahal notabene SMA saya adalah SMA favorite di Kabupaten Pekalongan dan juga termasuk SMA yang banyak menyumbangkan berbagai penghargaan baik di tingkat Daerah, Provinsi, maupun Nasional. Teman-teman yang dari Pekalongan pasti tahu kan ??? Yups bener sekali, 100 buat kalian. Saya pada saat itu bersekolah di SMAN.01 Kedungwuni yang juga merupakan salah satu SMA RSBI di Pekalongan selain SMAN.01 Kajen dan SMAN.01 Pekalongan.
Oke kembali ke topik. Hehe. . . Singkat cerita, saya sudah kelas 3 SMA nih, dan kelas 3 itu adalah kelas galau (maaf baper.hhe). Kenapa kelas galau ??? Karena di kelas 3 fokus kita terpecah ke 2 hal, yang pertama adalah Ujian Nasional (wow seram..wkwkwk), yang kedua adalah universitas (pusingggg.wkwk). Diantara keduanya fokus utama ya di Ujian Nasional, karena kalau enggak lulus berabe dah (ngulang 1 tahun lagi). wkwkwwk.
Untuk mempersiapkan itu semua, di awal-awal tahun ajaran baru saya mulai disibukkan dengan belajar dan belajar. Tak ada waktu yang di sia-siakan. Hampir setiap hari di gembleng dengan asupan ilmu (bukan asupan makanan yang guys.wkwkwk). Terutama yang paling utama adalah pada mata pelajaran Matematika. Kenapa saya lebih fokus pada Matematika ??? Karena Matematika adalah mata pelajaran yang membingungkan (hhe. Itu dulu lohh, kalau sekarangggg.... ya.. masihh sih .wkwkwk). Saking rajinnya belajar Matematika, saya jadi mendadak jenius (eeeaaa.hhe). Sampai-sampai teman yang berbeda sekolah belajar Matematikanya dengan saya dan datang ke rumah setiap harinya (berasa jadi guru nih.hehe). Padahal dulunya Matematika adalah mata pelajaran yang paling saya benci, nilainya pun dulu termasuk terendah dibandingkan mata pelajaran yang lain. Saya lebih prefer ke Geografi sih, bahkan pernah sampai di tawari untuk ikut olimpiade Geografi (mungkin karena nilai yang di dapatkan bagus-bagus terus. (Upss.wkwk). Di Try Out Tingkat Kabupaten Pekalongan saya sempat mendapat nilai tertinggi di mata pelajaran Geografi dengan nilai hampir sempurna yaitu 9,75 (hampir 100 ya .huhu). Tapi tidak untuk Matematika ya guys, Matematika saya tetap jelek kok (sedihhhhh.huhuu).
Oke lanjut lagi, waktu terus berlalu dan sampai pada akhirnya Ujian Nasional tiba. Karena persiapan sudah matang, akhirnya alhamdulilah tidak ada kendala apapun dalam mengerjakan soal-soalnya. Singkatnya, saya dinyatakan lulus (sudah nebak sih..wkwkwk). Akhirnya fokus saya mulai beralih ke universitas. Saya mulai sering berkonsultasi dengan guru BK perihal kelanjutan studi. Oiya sebelumnya saya sudah diterima terlebih dahulu sebelum lulus Ujian Nasional di salah satu Universitas Swasta yang ada di Semarang, namanya adalah Universitas Dian Nuswantoro di program studi S1 Desain Komunikasi Visual (DKV). Saya sudah melakukan pembayaran dan tinggal kuliah saja. Tapi hati ini masih berharap bisa masuk UGM, karena UGM bagi saya adalah universitas impian dan di cita-citakan semenjak duduk di kelas 1 SMA. Jadi bagaimanapun saya harus bisa masuk UGM (itulah yang terlintas di dalam pikiran).
Nah mulailah saya mencari kesibukan dengan info-info masuk UGM. Saat konsultasi dengan guru BK yang selalu saya tanyakan adalah UGM. Sampai sempat guru BK mengatakan, “enggak harus UGM mas”. Tapi dasarnya keras kepala (emang batok kelapa.wkwkwk), saya tetap ngeyel ingin masuk UGM. Nah pada saat itu saya sudah ikut SNMPTN undangan dengan pilihan Universitas Jendral Soedirman (universitas tempat kakak perempuan saya kuliah). Saya mendaftar disana sebenarnya ada kesan terpaksa, orang tualah yang menyuruh mendaftar disana. Tadinya saya tidak mau, tapi apa boleh buat, kalau orang tua yang meminta tidak bisa mengelak (harus berbakti ya guys sama orang tua.hehe). Akhirnya saya tidak mendaftar UGM di SNMPTN. Walaupun begitu, keinginan untuk kuliah di UGM masih sangat besar. Hingga pada suatu waktu saya mendapati bahwa di UGM ada program sekolah vokasi (Diploma). Tadinya orang tua sempat melarang "untuk apa kamu daftar jauh-jauh ke UGM kalau hanya mengejar gelar Diploma". Kemudian orang tua juga mengatakan “Kalau ibu bapak tidak setuju karena Yogyakarta itu jauh mas, kalau ada apa-apa bagaimana, ibu bapak tidak bisa mengawasi, kita juga tidak memiliki saudara disana dan UGM juga susah mas, ibu bapak enggak yakin kamu bakal bisa mengikuti perkuliahan disana seandainya kamu diterima’,”Udah mas ibu bapak nyaranin kamu ke Undip saja atau Unnes, kakak kelas kamu banyak yang kuliah disana, jangan jauh-jauh”.
Setelah mendengar nasehat itu, sempat saya ingin mengurungkan niat saya untuk mendaftar disana. Bayangan saya, yasudahlah saya kuliah di Semarang saja, lagian disana universitasnya juga banyak yang bagus, salah satunya adalah Undip. Tapi tak lama kemudian, tiba-tiba keinginan untuk mencoba mendaftar di UGM semakin kuat, hingga akhirnya saya berdiskusi dengan kedua orang tua sembari membujuk mereka berdua. Dan setelah berdiskusi panjang lebar, akhirnya saya diperbolehkan mendaftar. “Rasanya tuh seneng banget, walaupun masih tahap mendaftar belum diterima.hehe”.
Ijin orang tua sudah didapat, kini giliran mendaftar. Nah pada saat akan mendaftar sempat terkendala oleh prosedur yang ada di sekolah. Pada saat itu saya tidak diijinkan mendaftar oleh Guru BK dikarenakan sudah mendaftar SNMPTN undangan dan pendaftaran vokasi UGM yang di ikuti juga melalui jalur undangan yaitu Jalur Penelusuran Bibit Unggul SMA (PBUSMAK), serta syarat untuk mendaftar disana adalah harus masuk dalam 40% terbaik di kelas (woww, saya masuk enggak ya..wkwkwk).
Di kelas (SMA) memiliki jumlah siswa sebanyak 23 orang (sedikitkan.hehe), seandainya 40% dikalikan 23, hasilnya 9.2. Itu artinya yang boleh mendaftar hanya peringkat 1 sampai 9 saja. Nah karena persaingan di SMA juga bisa dikatakan tidak mudah, sehingga menjadikan persaingan untuk merebut satu kursi di UGM sangatlah susah. Bayangkan 1 kelas berisikan 5 orang laki-laki dan 18 orang wanita (wow banyak kan wanitanya). Tahu sendirilah wanita kan identik lebih pintar dibandingkan laki-laki, yah wajarlah yang mendominasi kaum hawa (huhuhuhu).
Hingga akhirnya ijin itu susah di dapat. Alasan Guru BK, seandainya saya diterima di SNMPTN dan PBUSMAK, maka harus mendaftar salah satu dan risikonya adalah sekolah bisa terkena blacklist (terhapus dari daftar persaingan sekolah, tahukan maksudnya.hehe). Karena menurut penuturan salah satu Guru, pernah ada alumni dari SMA yang sudah diterima di Hubungan Internasional UGM tetapi tidak diambil, sehingga menjadikan sekolah terkena dampaknya dan banyak siswa yang susah menembus UGM (itu kata Guru loh, benarnya enggak tahu.hehe). Itulah yang menjadikan motivasi saya untuk bisa menjadi penghubung kembali antara alumni dengan adek kelas di SMA. Harapan jika seandainya diterima, saya ingin mengembalikan muka dari almamater SMA disana, hingga nantinya banyak adek kelas yang masuk di UGM (itu impian saya loh.hehe).
Nah walaupun begitu, Guru BK tetap tidak mengijinkan. Tetapi saya tidak putus asa, setiap hari selalu melakukan konsultasi dengan Guru BK dan berusaha untuk membujuk sekolah agar mau membantu. Tetapi jawabannya tetap “TIDAK BOLEH”. Hingga akhirnya saya berdoa kepada Allah agar memperlancar segala keinginan. Keesokan harinya saya menghubungi Guru BK lagi dan mengatakan kepada mereka bahwa saya tidak memenuhi persyaratan untuk dapat diterima di Vokasi UGM, sehingga sangat tidak mungkin diterima dan meminta untuk mengijinkan mendaftar (palingan ujung-ujungan kagak diterima.^_^). Setelah lama berdialog, akhirnya diijinkan dan singkatnya saya_pun mulai mempersiapkan diri untuk mendaftar.
Awalnya saya kembali mengalami kebimbangan dalam menentukan program studi disana. Saya sempat akan memilih Jurusan Diploma Sastra Jepang dan Kearsipan, namun dilarang oleh kedua orang tua (yah lagi-lagi dilarang.huhu) dan disuruh untuk memilih Program Studi Diploma Ekonomi Terapan yang katanya prospeknya bagus. Yasudah saya nurut saja, walaupun tidak terlalu suka Ekonomi sih.hehe.
Akhirnya saya mendaftar. Setelah mendaftar, hampir setiap hari saya berdoa agar tidak diterima di SNMPTN dan diterima di PBUSMAK. Walaupun secara strata SNMPTN itu S1 dan PBUSMAK itu Diploma. Namun itu tidak masalah, bagi saya gelar itu nomor 2. Yang utama adalah kualitas dari pendidikan itu (bukan berarti yang lain jelek loh, tetapi saya ingin mencoba yang lebih baik dari yang terbaik.hehe). Lagian impian saya adalah kelak ketika lulus Diploma bisa melanjutkan studi S1 di Universitas Indonesia (salah satu universitas impian saya yang kedua) dan setelah itu melanjutkan S2 di Universitas Gadjah Mada (semoga saja Allah mengabulkan keinginan saya).
Sembari menunggu pengumuman dari kedua jalur undangan, saya gunakan waktu untuk mendaftar kuliah di universitas lain, tercatat saya sempat diterima di Universitas Muhammadyah Yogyakarta di Program Studi S1 Ilmu Komunikasi dan di Universitas-Universitas Lainnya. Saya juga sempat diterima di salah satu sekolah perhotelan milik Singapura dengan beasiswa penuh dan digaji lagi.hehe. 1 juta per bulan (rumayan kan.hehe). Tapi semuanya tidak saya ambil dikarenakan tujuan awal adalah UGM.
Singkatnya, akhirnya pengumuman pun tiba. Tadinya saya sudah pesimis,”ah gak mungkin masuk nih”. Sehingga saya tidak terlalu terburu-buru membuka pengumuman. Setelah itu pada malam harinya saya sempatkan untuk membuka (dengan perasaan yang pesimis). Saya_pun membuka pengumuman tersebut dan ternyata ????
“SAYA DITERIMA SEBAGAI MAHASISWA UNIVERSITAS GADJAH MADA”. Wow rasanya gak karuan, senang sekali. Seperti mimpi, ternyata doa saya dikabulkan oleh Allah SWT. Hanya 1 doa yang belum tahu apakah dikabulkan atau tidak, yaitu tidak lolos SNMPTN. Nah, singkatnya pengumuman SNMPTN tiba. Saya tidak terlalu terburu-buru membukanya karena takut jika diterima (hhe. aneh kan, justru berdoa biar gagal).
Dan alhamdulilah sesuai dengan doa saya. Saya dinyatakan tidak diterima di Universitas Jendral Soedirman. Akhirnya saya tidak jadi memiliki hutang dengan sekolah.hhe. Karena kalau seandainya diterima, maka saya harus mengorbankan salah satu dan itu berdampak pada blacklist universitas. Saya dinyatakan gagal ternyata ada sebabnya, setelah saya tanya ke kakak perempuan. Saya baru mengetahui ternyata ada kakak angkatan dari SMA yang di D.O dari program studi yang saya masuki. Hingga ada indikasi pada program studi tersebut terjadi blacklist oleh fakultas. Tapi tidak mengapa, apapun penyebabnya saya tetap senang. Karena doa dikabulkan dan sekaligus saya sudah resmi menjadi bagian dari keluarga besar UGM. Universitas yang saya mimipikan sejak dahulu dan kini akhirnya menjadi kenyataan.
Semenjak saya dinyatakan diterima di UGM, muncul berbagai macam fitnah yang saya sendiri sebenarnya marah, tapi kalau marah tidak akan menyelesaikan masalah, lebih baik bersabar. Fitnah itu berupa tuduhan. Saya dituduh melakukan manipulasi nilai (wow kapan saya ngrubahnya .wkwkwk). Kemudian saya dituduh melakukan sogok menyogok ke pihak UGM (uang saja kagak punya, kok nyogok sih.wkwkwk) dan fitnah-fitnah lainnya yang di hembuskan oleh teman-teman saya yang ditolak oleh UGM.
Kebetulan pada saat itu banyak diantara teman-teman saya yang mendaftar UGM, yang paling pinter di sekolah juga mendaftar UGM. Tetapi tidak ada satu_pun yang diterima, hanya saya saja seorang yang alhamdulilah Allah berikan kelancaran. Sehingga banyak yang beranggapan saya bermain curang dengan memanipulasi nilai ataupun melakukan sogok-menyogok.(wah wah parah ya.huhu).
Segala macam tuduhan sengaja saya diamkan dan mulai hari itu bertekad untuk membuktikan kepada mereka bahwa saya memiliki kualitas bukan kuantitas (maaf ya, bukan sombong cuman kesel aja digituin.hehe). Akhirnya saya tanamkan target selama kuliah, harus bisa menduduki jabatan sebagai ketua di salah satu organisasi tingkat universitas dan bisa menjadi mahasiswa yang mampu membanggakan fakultas serta dosen-dosen.
Dan masa-masa awal kuliah saya mulai dengan mengikuti beberapa organisasi, tercatat ada 3 organisasi yang pernah saya coba ikuti. Bagi saya aktif di organisasi bukanlah penghalang untuk dapat berprestasi. Justru dengan organisasi bisa berprestasi (itulah prinsip saya). Selain berorganisasi, saya juga berusaha aktif di kelas, prinsip saya, setiap jam kuliah harus dapat mengajukan pertanyaan kepada dosen. Sehingga banyak diantara teman-teman yang menyebut saya sebagai mahasiswa kesayangan dosen tertentu (padahal sih enggak juga.-_-). Hari-hari di sana saya gunakan untuk aktif di segala macam kegiatan baik kampus maupun organisasi.
Oiya dengan keaktifan itu, saya sempat dijadikan asisten dosen lapangan oleh salah satu dosen yang sudah senior (ibu-ibu) untuk membantu beliau dalam berbagai proyek yang beliau kerjakan. Dari proyek dengan dinas sampai dengan bupati. Saya juga sempat dipercaya untuk melakukan pendampingan kelompok UMKM di kampus.
Sebenarnya proyek itu dikerjakan oleh dua dosen, yang satu masih muda (laki-laki), sekarang beliau sedang menempuh pendidikan S3 di Inggris, dan dosen yang sudah senior (ibu-ibu) beliau lulusan UGM dan salah satu universitas di Australia. Nah, saya kebagian menjadi asisten dari dosen yang sudah senior, sisanya teman saya dijadikan asisten oleh dosen yang masih muda. Jadi ada 4 orang yang dipilih untuk membantu beliau-beliau ini, salah satunya adalah saya (alhamdulilah.hehe).
Dan alhamdulilah Allah kembali mengabulkan doa saya lagi, selain menjadi asisten dosen lapangan. Saya juga diberikan amanah untuk menjadi Ketua di salah satu departemen yang ada di tingkat universitas. Disana saya membawahi sekitar 30 orang yang terdiri dari mahasiswa dan mahasiswi (tapi rata-rata mahasiswi.hehe) dari berbagai macam fakultas yang ada di UGM (1 dari D3 dan yang lainnya S1 semua). Awalnya saya tidak mengira bahwa bakal terpilih, mengingat saya tidak pernah mengajukan diri untuk jadi Ketua. Tapi lagi-lagi kuasa Allah itu tak terhingga guys, apa sih yang enggak mungkin bagi Allah ??? Yang tepenting kita ikhtiar dan berdoa. Insya Allah segala keinginan akan Allah kabulkan, percayalah.
Oke lanjut lagi, akhirnya saya resmi dilantik menjadi Ketua di organisasi tersebut. Tibalah saat dimana saya harus mempresentasikan program kerja yang sudah di buat, berbagai pertanyaan audience ajukan kepada saya dan alhamdulilah dengan kuasa Allah bisa menjawab semua dengan lancar tanpa terkendala suatu apapun dan seluruh program kerja yang di buat sudah mendapatkan persetujuan semua. Rasanya senang sekali.
Tetapi dibalik kesenangan ada juga ujian. Mungkin Allah ingin melihat seberapa sabar kita ketika terkena musibah. Pada saat itu, belum genap 2 bulan saya menjabat. Allah memanggil Ayah. Itulah pukulan telak bagi saya. Saya merasa apa yang di capai belum bisa menjadikan orang tua bangga secara penuh. Padahal sebelumnya saya sempat meminta saran Ayah ketika menyusun program kerja. Kebetulan program kerja yang di buat berkaitan dengan kebermanfaatan yang bakal masyarakat desa binaan dapatkan dengan dilantiknya saya menjadi Ketua.
Satu hal yang di sesalkan adalah kenapa saya mementingkan ego untuk mencapai semua yang ada di dunia ini. Kenapa saya tidak memikirkan kedua orang tua. Bahkan menanyakan kabarnya_pun jarang. Sungguh penyesalan itu datang di akhir. Akhirnya setelah menerima kabar itu, saya pulang ke kampung (kondisi pada saat itu sedang mengikuti ujian MID semester).
Sesampai di rumah, timbul perasaan antara ingin menangis dan tidak. Bagaimana mungkin saya menangis dihadapan almarhum Ayah, sejujurnya saya takut Ayah juga ikut menangis jika melihat anaknya menangis. Akhirnya saya dengan tabah menahan air mata dan alhamdulilah Allah menguatkan itu. Sesampainya di perkuburan, saya sempat mengatakan kepada penggali kuburan, agar saya dan adik yang menurunkan jenazah Ayah ke liang lahat. Saya tidak mau orang lain yang menurunkannya.
Akhirnya permintaan itu di bolehkan. Dan dengan menahan air mata saya secara perlahan menurunkan jenazah dari almarhum Ayah. Rasanya enggak karuan, ingin menangis tapi tidak bisa. Singkatnya saya pulang ke rumah, dan di saat itulah semua tangisan itu keluar. Teringat pesan terakhir dari beliau “jangan pernah tinggalkan sholat jumat, walau kamu sakit, kecuali jika kamu tidak sanggup”. Huhu sedih kalau teringat tentang nasehat itu. Apalagi saya pernah berjanji kepada almarhum bahwa ingin bisa bekerja di pemerintahan dan meminta saran beliau “apakah saya bisa ?”. Kemudian beliau menjawab “kamu bisa” (beberapa bulan sebelum beliau meninggal).
Dan alhamdulilh akhirnya 1 satu tahun berselang saya bisa merasakan bekerja di pemerintahan dengan diawali magang disana dan ditawari kontrak kerja. Saya bekerja selama 4 tahun di Pemerintah Provinsi dengan status sebagai pegawai non PNS.
Berkat doa orang tua, akhirnya di tahun 2021 saya dinyatakan lulus menjadi seorang abdi negara (PNS) di salah satu instansi Kementerian Negara. Alhamdulilah ternyata perkatakan orang tua adalah doa yang mustajab. Allah maha adil
Terimakasih atas kunjungannya. Barakallahu Fiikum.
Terimakasih atas kunjungannya. Barakallahu Fiikum.
luar biasa bro sungguh menginsipirasi bagi saya,doakan supaya di tahun 2018 saya bisa ketrima di UGM,semangat terus bro
ReplyDeleteAmin. Terima Kasih sudah berkunjung. Semangat!!!
Deletesemoga sukses terus kak.. doain saya semoga tahun depan diterima di ugm
DeleteIya Terima Kasih ya... Amin semoga kamu tahun depan diterima di UGM :-)
Deleteapik
ReplyDeleteTerima Kasih
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya sekarang kelas 3 sma, pengennya masuk ke ugm tapi saya selalu pesimis buat masuk kesana, di pikiran saya selalu terbayang2 apakah saya bisa lolos kesana atau tidak. Setelah membaca ini saya mempunyai sedikit dorongan untuk tidak putus asa😊
ReplyDeleteSemoga tahun ini bisa masuk UGM ya :)
DeleteKak kalo masuk ugm vokasi harus ya 40% di kelas? Kalau ada salah satu semester nggak masuk 40% gimana?
ReplyDeleteGapapa, coba saja. Kalau Rejekimu disana, insya Allah masuk
DeleteTerus bedanya jalur masuknya itu gimana ya kak? Kan ada banyak tuh jalurnya
ReplyDeleteMaksudnya ?
Deletemakasih banyak kak,kisah kakak sangat menginspirasi saya,BTW saya memang dari kecil berkeinginan masuk UGM akan tetapi saya minder dikarenakan saya tidak berada di sekolah yang fav.,dan juga ditambah ortu saya yang kurang mendukung,dengan membaca kisah kakak,saya jadi tidak mau menyerah akan mimpi saya,semangat selalu kak.
ReplyDeleteSemangat!!!
DeleteTidak masalah kamu berasal dari sekolah mana. Kalau memang rejekimu disana, insya Allah masuk.
Semoga bisa menjadi bagian dari gamada ya :-)
This comment has been removed by the author.
ReplyDeleteKak mau nanya bgsan pbutm atau pbusmak yaa kak? Btw kk kebanyakan teman kk lewat jalur apaa msk vokasinya kak?
ReplyDeleteMksh sebelumnya kak
Sama saja kok
DeleteTeman saya kebanyakan masuk melalui jalur mandiri (ujian tulis)
Hai kak, aku juga lagi daftar pbusmak d4 pembangunan ekonomi kewilayahan loh kak, bismillah kak semoga aku bisa nyusul kakak ya jadi maba ugm, aku pegenn bgt jd maba ugm, doain ya kak semoga aku bisa nyusul
ReplyDeleteAmin, semoga tahun ini bisa jadi maba UGM ya :-)
Deletemas,, kalo boleh tau ,, peringkat semester 1-5 berapa aja,,
ReplyDeleteAda deh .wkwkwk
DeleteKa masuk ugm itu nilai nya harus tinggi ya
ReplyDeleteGak harus kok :-)
DeleteKa dulu waktu daftar pbusmak, adakah lampiran prestasi yg kaka lampirkan?
ReplyDeleteGak ada kok :-)
DeleteSangat menginspirasi ...saya sangat ingin sekali menjadi mahasiswa UGM 2019 ,namun saya tau persaingannya sangatlah ketat
ReplyDeleteDengan berdoa dan ikhtiar insyaAllah bisa. Semangat!!!
DeleteSangat menginspirasi saya kisah kk,semangat saya jd timbul lagi.makasih kk
ReplyDeleteSama-sama :-) Semangat ya ...
DeleteWah. Saya terharu bang. Terima kasih. Saya jadi semakin bertekad ingin lanjut ke UGM. SEMOGA BISA!!!
ReplyDeleteTerimakasih atas kunjungannya :-)
DeleteAmin. Pasti Bisa!!!Semangat!!!
Menginspirasi sekali kak
ReplyDeletesukses selalu :)
Terima Kasih sudah berkunjunga. sukses juga untuk kamu!
DeleteMenginspirasi banget...Gimana caranya bisa punya semangat buat belajar kaya kakak biar bisa diterima di ugm? Makasih kak:)
ReplyDeleteCaranya yakin saja, jangan pernah "mengatakan" masuk UGM sulit sebelum kamu mencoba. Cobalah terlebih dahulu.
DeleteSungguh menginspirasi banget...
ReplyDeletePunya semangat buat beljar
Intinya sabar dan selalu berdoa
Ke pada ALLAH SWT
Intinya jangan menduakan Allah. Semangat!
DeleteMenginspirasi banget, makasih kak. Btw kalo mau masuk ugm apa harus juara kelas kak?
ReplyDeleteTerima Kasih sudah berkunjung :-)
DeleteTidak harus
Kak. Caranya bisa masuk UGM gmna ya ??
ReplyDeleteApakah intinya harus belajar terus dari sekarang ?
Iya pastinya,
DeleteKalau kita menginginkan sesuatu, maka kita harus berusaha
Semangat!
Kak saya ini anak smk farmasi yg ingin melanjutkan kuliah ke ugm tapi saya ingin mencoba ikut jalur snmptn soalnya dari sekolah saya belum pernah ada alumni yg masuk ptn ka,dan sekolah saya juga blm pernah ikut snmptn, saya ingin mencoba mengikuti jalur ini karena saya ingin menjadi alumni pertama yg bisa lolos snmptn ugm di sekolah saya walaupun dari smk,menurut kaka apa saya bisa diterima lewat jalur snmptn ka, apa peluang anak smk di snmptn ugm itu kecil ka?
ReplyDeleteTidak, peluang sama. UGM tidak memandang kalian dari SMA atau SMK.
Deletekak mau tanya,kalo mau ikut jalur PBUSMAK UGM itu alumni 1 tahun sebelumnya boleh ikutan engga? apa yang lagi duduk di kelas 12 saja? terimakasih
ReplyDeletebisa kok
DeleteDulu nilai rata² untuk masuk vokasi ugm brapa ya? Hehe
ReplyDeleteKecil kok, hanya beruntung saja.hhe
DeleteKak aku mau nanya kan aku mau daftar snmptn ke ugm tapi guru bk bilang kalau buat ke ugm susah soalnya belum ada alumni yang di ugm,nah kak apakah ada kesempatan buat keterima di ugm walaupun belum ada alumni yang ke ugm?
ReplyDeleteBelum dicoba jangan bilang susah
Deletedicoba terlebih dahulu,
Kak aku mau nanya kan aku mau daftar snmptn ke ugm tapi guru bk bilang kalau buat ke ugm susah soalnya belum ada alumni yang di ugm,nah kak apakah ada kesempatan buat keterima di ugm walaupun belum ada alumni yang ke ugm?
ReplyDeleteBelum dicoba jangan bilang susah
Deletedicoba terlebih dahulu,
Luar biasa mas, buat saya termotivasi untuk lebih mempersiapkan diri masuk UGM.
ReplyDeleteSemangat ya :-)
DeleteKak.. aku mau tanya, kemarin aku dinyatakan gagal dalam snmptn dan rencananya mau ikut seleksi PBU di UGM. Apakah rekam jejak alumni juga berpengaruh diseleksi PBU?
ReplyDeleteBerpengaruh, tetapi dicoba saja
DeleteBismillah
Kak.. aku mau tanya, kemarin aku dinyatakan gagal dalam snmptn dan rencananya mau ikut seleksi PBU di UGM. Apakah rekam jejak alumni juga berpengaruh diseleksi PBU?
ReplyDeleteBerpengaruh, tetapi dicoba saja
DeleteBismillah
Ceritanya sangat menginspirasi Gan :)
ReplyDeleteTerima kasih sudah berkunjung :-)
DeleteTerimakasih kak sudah berbagi kisah yang sangat menginspirasi, menambah bhan bakar utk diri ini agar berani bermimpi dan berjuang lebih untuk masuk UGM. Turut berduka cita kak. dan terimakasih banyak.
ReplyDeleteSemangat!!! semoga bisa masuk UGM yah.. :-)
Deletekak mau nanya... Saya kan anak IPA, tapi sama orang tua diminta daftar yang jurusan IPS, nahpeluangnya daftar PBUSMAK UGM milih jurusan lintas minat itu gimana? adakah temen kakak yang diterima dari IPA?
ReplyDeleteBisa, banyak kok teman satu kelas saya yang lintas jurusan
DeleteKak sy mau daftar lewat jalur pbusmak kalo peringkatnya naik turun peluangnya gimana ya kak? Sy masuk 25% terbaik di kelas tetapi nilai rapot sy standar karna di sekolah sy untuk mendapatkan nilai 80 saja susah sekali,dan saya berasal dr lampung.apakah ugm juga mengutamakan putra putri daerah untuk seleksi pbusmak? Terimakasih kak sblmnya
ReplyDeleteKak sy mau daftar lewat jalur pbusmak kalo peringkatnya naik turun peluangnya gimana ya kak? Sy masuk 25% terbaik di kelas tetapi nilai rapot sy standar karna di sekolah sy untuk mendapatkan nilai 80 saja susah sekali,dan saya berasal dr lampung.apakah ugm juga mengutamakan putra putri daerah untuk seleksi pbusmak? Terimakasih kak sblmnya
ReplyDeleteBisa kok, nilai saya dulu juga naik turun. Dicoba dulu saja. semangat!
DeleteTidak diutamakan putra putri daerah
DeleteKak biaya pendaftaran nya berapa vokasi jalur pbusmak
ReplyDeleteTahun saya Rp. 250.000,
DeleteTahun ini Rp. 350.000,
Cek webnya di https://um.ugm.ac.id/v.2015/id_home.php?l=aWRfcGFnZSMxOTA1MTAzMSNKYWx1ciBQQlVLIFNWIzUjUHJvZ3JhbSBEaXBsb21h
sangat menginspirasi. Kak kalau mau daftar pbutm tapi hanya punya sktm saja dan ga punya kartu yg dikeluarkan pemerintah(kip/bsm). Bagaimana kak?
ReplyDeleteSesuai persyaratan di web Sekolah Vokasi UGM
DeleteKak kalau sdh diterima di pbusmak apa masih boleh daftar sbmptn di ugm lagi?
ReplyDeleteBoleh saja, tapi untuk apa ?
DeletePeluang di dunia kerja juga sama kok, gelarnya juga sama. Nanti malahan sekolahanmu terkena daftar merah di PBUSMAK
Kak kalo saya ingin daftar pbusmak dan belum ada alumni di ugm, jikalau ada itupun sudah tahun 2012 an, kira-kira apakah saya masih memiliki peluang untuk diterima kak?
ReplyDeletemasih kok, yang terpenting memenuhi syarat 40% terbaik
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteSaya hanya menggunakan sertifikat organisasi OSIS.
DeleteKak izin tanya kalo peluang anak SMK masuk UGM jalur PBUSMAK 2019 gimana ya? sama kaya SNMPTN ikut jejak alumni gitu,atau gimana?
ReplyDeleteBesar kok, banyak juga teman saya yang dari SMK...
DeleteKa Dimas, aku mau daftar pbubsmak, trus aku gak punya prestasi sama sekali dan juga gak ada alumni dari sekolah saya yg masuk ke UGM. Itu gimana ya ka?
ReplyDeleteTidak apa-apa dicoba dahulu,,
DeleteKa cara ngitung 25% terbaik di kelas gmn ya ka? Kalo sekolah gak ngadain ranking siswa terbaik seangkatan, gimana ka? Ada peluang gak ka?
ReplyDeleteDikali saja dengan jumlah siswa dikelas kamu
DeleteKa Dimas, gimana cara ka Dimas beradaptasi dilingkungan baru? kan pasti banyak mahasiswa yang aktif di kelas dan caranya ka Dimas bersaing di dunia pendidikan?
ReplyDeleteYa kita percaya diri saja,, yang terpenting jangan takut salah.
DeleteKarena kita disana juga belajar,
Haloo Ka Dimas! Inspiratif banget nih ceritanya. aku mau tanya ka, waktu dulu masuk PBU sehabis pengumuman seleksi administrasi (katanya) ada tes tulis ya? Aku baca baca blogg sebelah sih. Makasih kaa
ReplyDeleteenggak ada kok,
Deletelolos langsung pemberkasan, dan daftar ulang
Cerita yg sangat menggugah, semoga saya bisa menyusul ke ugm ya kak
ReplyDeleteAmin. Semangat!
DeleteKak harus banget 40% terbaik?
ReplyDeleteiya, syarat saat saya mendaftar harus 40% terbaik
DeleteHalo,kak ini mau tanya. Kan waktu aku daftar ada surat pernyataan kesanggupan pembiayaan bermaterai.terus kata temanku, kalo keterima harus di masukin.kalo nggak nanti ad blacklist. Apa bener ya kak?
ReplyDeleteKurang tahu itu,, di jaman saya tidak ada surat pernyataan kesanggupan bermaterai (seingat saya).
DeleteKak klo daftar pbusmak pemilihan jurusannya bisa dua kaya snmptn juga atau tidak ya kak? Dan klo bisa apa dua jurusan itu hanya bisa daftar di vokasi ugm saja atau bisa beda beda? Saya pengen daftar vokasi ugm juga kak cuman masih ga ngerti sama masalah yg ini
ReplyDeleteBisa dilihat prosedurnya di website ugm. "UM.UGM.AC.ID", Kalau saya dulu memilih 2 prodi, manajemen dan ekonomi, manajemen pilihan pertama dan ekonomi pilihan kedua.
DeleteMemotivasi sekali, terima kasih banyak kak :)
ReplyDeleteMau tanya apa dulu kakak ikut bimbingan online kaya zenius, ruang guru dll/ les diluar sekolah gt??
tidak pernah mengikuti bimbingan kok, hanya beruntung saja :-)
Deletememotivasi banget kakk!!(: jadi semangat buat ngejar impiann di UGM((: tapi masih binggung dgn jurusan yang nanti saya ambil);tolong berikan solusinya atau tips agar mempermudah mencari jurusan yang tepat.bismillah semangat2!!!
ReplyDeleteSesuaikan dengan possionmu saja, km lebih menonjol dimana,, nah masuk sesuai dengan kemampuanmu.
DeleteKak inspiratif sekali ceritanya 😍, 👍👍
ReplyDeleteKak mau tanya , saya mau ambil jalur Tubel . untuk S1 Kebidanan adakah di UGM kak? Terimakasih untuk bantuannya kk
Adanya S1 Terapan (biasa disebut D4)... Tapi gelarnya sama kok "Sarjana"
DeleteWADDD
ReplyDelete????
DeleteThis comment has been removed by the author.
ReplyDeleteDoakan saya juga kak diterima UGM tahun ini. aamiin
ReplyDeleteAmiin. Semoga diterima.
Deletekak kalo boleh tau rata-rata rapornya berapa, rata-rata rapor saya 85 koma sekian apakah bisa lolos :)
ReplyDeleteterimakasih
Udh lupa rata-ratanya.hhe.
DeleteBisa bismillah.
Kak klu kesempatan lulus pbub itu gimana ya ? saya ambil pbub s1 kedokteran dan s1 teknik sipil.. minta doanya ya kak biar bisa jadi maba UGM... AAMIIN
ReplyDeleteKesempatannya sama saja. 50 : 50.
DeleteAmiin. Semoga tahun ini diterima ya.
Kak saya dari semester 1-5 sering mendapat peringkat 5 besar dan 10 besar
ReplyDeleteKira kira bisa ketrima di Sv ugm nggak kak?
Saya selalu optimis bisa masuk namun biasanya rasa pesimis ini datang karena di luar sana pasti saingannya jos jos
InsyaAllah bisa. Kita Ikhtiar dengan sekaligus berdoa.
Deletekak minta kontak WA nya dong mau nanya nanya
ReplyDeleteAda di channel youtube saya
Deletekak, dulu waktu masuk pbusmak ugm, ranking kakak masuk range 1-9 besar terus ga kak dari semester 1-5? terimakasih kak
ReplyDeleteEnggak kok 😁
DeleteMakasih kak sangat menginspirasi, percaya bahwa menggantung kan segala nya kepada Allah adalah cara terakhir saat sudah finalisasi data... Semoga saya juga termasuk orang² yang beruntung seperti kakak. AMIIN...
ReplyDeleteAmiin. Semangat. Semoga hasilnya sesuai yang kamu harapkan.👍
DeleteTerimakasih kak sudah menulis ini, kebetulan saya lagi pesimis sekali jika melihat banyak orang yang lebih pintar dari saya. Saya jadi percaya diri walaupun belum tahu bisa masuk ugm atau tidak, tapi saya percaya usaha tidak akan menghianati hasil. Saya akan berusaha sungguh-sungguh untuk masuk UGM, karena sejak smp kelas 1 impian saya bisa diterima di UGM. Terimakasih Kak inspirasi dan kalimat penyemangatnya!🙏
ReplyDeleteIya jangan pesimis sebelum mencoba. Yang penting coba dulu. Semoga keinginannya bisa tercapai ya. Amiin
DeleteCeritanya menegangkan tapi endingnya bahagia. Huhuhu sama kaya aku yg dari smp udh citacitain supaya bisa kuliah di universitas idaman Ugm. Semoga aku jga bisa kayak kakak yg ada di cerita aku baca barusan. Bisa masuk ke universitas gajah mada
ReplyDeleteAmiin. Semangat yah. Semoga cita-citanya tercapai.
DeleteKak saya kan berasal dari MAN jurusan saya IPA,alumni gak ada setahu saya, lokasi sekolah juga di luar P.Jawa.kemungkinan masuk ugm bagi anak MAN itu seberapa besar ya kak ?
ReplyDeleteSama kok peluangnya, yang penting usaha dulu (ikhtiar) dan doa. InsyaAllah dipermudah.
Deletehemmmmm doakan saya ya mas untuk jadi bagian UGM tahun ini, aamiin
ReplyDeleteAmiin. Semoga lolos.
DeleteAku juga sedang berusaha keras untuk masuk UGM,Baca kisah ini jadi tambah semangattt
ReplyDeleteBtw aku dari kab.pekalongan,SMA 1 Kesesi wkwkw
Semoga perjuanganmu untuk masuk UGM bisa tercapai ya.
DeleteIya masih satu kabupaten dengan SMA 1 Kedungwuni. Semangat!
kak klw mau masuk ugm lulusan 1 thn yg lalu terus mau daftar jalur snmptn atau sbmptn itu harus sekolah yg urus atau kita sendiri yg daftar bisa gk kak. soalnya sekolah saya bukan sekolah yg menonjol dan biasa aja dan gk pernah adain ptn
ReplyDeleteKalau pengalaman saya dulu, daftar sendiri. Bisa juga kalau meminta didaftarkan pihak sekolah. Untuk yang sekarang saya tidak tahu detailnya seperti apa, mungkin masih sama.
DeleteKak apakah boleh ikut dua jalur snmptn ugm & pbusmak sv?
ReplyDeleteBoleh, tapi usahakan mengambil universitas yang sama.
DeleteKak saya asal smk di luar kota yogyakarta, dan sangat ingin masuk sekolah vokasi apakah lulusan 2 tahun sebelumnya, jalur apa yang kira2 bisa ditempuh kak saya lulusan tahun 2019
ReplyDeleteJalur mandiri
DeleteIzin bertanya, penulusuran bibit unggul jalur prestasi akademik ini, apa boleh linjur ya kak? Terimakasih banyak ��
ReplyDeleteKalau dulu bisa, dari IPA ke Ekonomi
DeleteWah, kisah yang menginspirasi sekali kak. Semoga aku juga bisa seperti kakak diterima di UGM. Aamiin
ReplyDeleteAmiin
Delete