Regresi Data Time Series dan Uji Asumsi Klasik di Eviews 9
Gambar : Cover Artikel
REGRESI DAN UJI ASUMSI KLASIK DATA TIME SERIES
Ditulis oleh : Dimas Purbo Wicaksono Fenda Putra, S.E.
A.Penjelasan Data Time Series
Data Time Series (Runtun Waktu)
adalah data yang terdiri dari sejumlah variabel yang dikumpulkan menurut urutan
waktu dalam rentang waktu tertentu.
Data dengan waktu yang bersifat diskrit
(berkelanjutan), maka frekuensi data selalu sama (equidistant). Beberapa
kasus data yang bersifat
diskrit, frekuensi berupa detik, menit,
jam, hari, minggu, bulan, tahun, dan lain sebagainya. Selain terdiri dari
sejumlah variabel, data time series juga diartikan sebagai serangkaian peristiwa, kejadian, gejala atau
perubahan yang terjadi dari waktu ke waktu dan terus diamati. Salah satu contoh data time series yaitu
data pertumbuhan ekonomi. Data ini memiliki pola gerakan yang dapat diketahui yaitu digunakan untuk menganalisis
data masa lalu yang
selanjutnya untuk meramalkan nilai atau kejadian di masa yang akan datang.
Penulis akan membahas cara mengolah data time series dengan
software eviews per-tahapan agar mudah dipahami dan dipraktekkan secara
langsung. Adapun tahapan untuk
melakukan regresi data time series yaitu dengan regresi
dan menguji asumsi klasik..
Pengujian data tidak diharuskan dengan melakukan uji asumsi klasik ataupun
regresi terlebih dahulu, namun
dalam pengujian bebas disesuaikan dengan yang akan diuji terlebih dahulu
(regresi atau asumsi klasik).
Berikut ini proses pengolahan data time series dengan contoh kasus yaitu
penulis ingin meneliti pengaruh jumlah penduduk, upah minimum Provinsi
dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran terbuka di Indonesia dengan
sampel 22 tahun dan jumlah 88 data. Satuan yang digunakan setiap variabel penelitian berbeda, maka
penulis menyamakan satuannya dengan persentase. Tujuan penulis meneliti pengaruh jumlah
penduduk, upah minimum provinsi dan pertumbuhan ekonomi terhadap pengangguran
terbuka berdasarkan
teori makro ekonomi dan penelitian yang sudah dilakukan oleh peneliti
sebelumnya.
B.Hal yang Mendasari Penelitian
Hal yang mendasari penelitian
ini sebagai berikut:
1.Hubungan jumlah penduduk dan
pengangguran terbuka
Masalah utama yang muncul dari besarnya jumlah dan
pertumbuhan angkatan kerja adalah laju pertumbuhan angkatan kerja yang cukup
tinggi. Terdapat perbedaan dimana
beberapa pihak menuntut kesempatan kerja yang lebih besar sedangkan disisi lain menuntut adanya pembinaan
angkatan kerja. Jumlah penduduk yang semakin meningkat berpengaruh terhadap peningkatan angka
pengangguran setiap tahun. Pertambahan jumlah penduduk menjadikan pengangguran
terbuka meningkat sehingga menyebabkan minimnya kesempatan kerja (Amelia,
2005).
2.Hubungan upah minimum dan
pengangguran terbuka
Hubungan upah minimum dan
pengangguran terbuka yaitu semakin
tinggi tingkat upah yang ditetapkan disuatu wilayah akan membawa dampak
terhadap tingginya tingkat pengangguran, artinya jika tingkat upah naik, maka pengangguran juga akan
ikut naik. Hal ini dikarenakan dengan adanya kenaikan upah, maka biaya produksi
yang dikeluarkan oleh suatu usaha atau industri akan meningkat, sehingga
berdampak pada pemangkasan biaya produksi. Pelaku usaha atau industri
menginginkan keuntungan yang lebih, dengan kenaikan upah otomatis akan
menjadikan pendapatan mereka menurun. Salah satu cara yang biasanya dilakukan oleh
pelaku usaha atau industri adalah dengan memangkas uang untuk keperluan belanja
pegawai. Membatasi kuota pegawai yang bekerja, sehingga berdampak pada
peningkatan jumlah pengangguran (Bruce E Kaufman dan Julie L Hotchkiss, 1999).
3.Hubungan pertumbuhan ekonomi
dan pengangguran terbuka
Hukum okun dikemukan oleh ekonom
yang bernama Arthur Okun. Konsep dari hukum okun didasari oleh hasil observasi
terhadap data GDP Amerika Serikat. Hukum okun menjelaskan bahwa tingkat
pengangguran memiliki hubungan negatif dengan GDP riil. Peningkatan
pengangguran cenderung dikaitkan dengan rendahnya pertumbuhan GDP riil. Tingkat
pengangguran yang meningkat,
maka GDP riil cenderung tumbuh lebih lambat atau bahkan turun. Studi yang
dilakukan oleh ekonom Arthur Okun mengindikasikan hubungan negatif antara
pertumbuhan ekonomi dengan pengangguran, sehingga semakin tinggi tingkat
pengangguran, semakin rendah tingkat pertumbuhan ekonomi.
C.Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu variabel independen dan
idependen sebagai berikut:
Variabel Independen :
- Jumlah Penduduk (X1)
- Upah Minimum Provinsi (X2)
- Pertumbuhan Ekonomi (X3)
Variabel Dependen
:
- Pengangguran Terbuka (Y)
Hal yang perlu diingat, bahwa data
yang digunakan bukan data yang benar-benar real. Data yang diambil penulis tidak berasal dari satu sumber melainkan
dari beberapa sumber salah satunya media massa. Penulis menyarankan ketika akan melakukan penelitian, sebaiknya data berasal dari
satu sumber (khusus untuk pengolahan data). Masing-masing lembaga seperti Badan
Pusat Statistika, Bank Indonesia, Wordbank, dan lembaga kredibel lainnya
memiliki metode pengambilan data masing-masing.
D.Tahapan Pengolahan Data
Berikut ini langkah pengolahan
data :
Langkah
1 : Langkah pertama dalam pengolahan data adalah menyiapkan data yang akan
diolah. Sebelum proses pengolahan data sebaiknya data telah disusun terlebih dahulu. Berikut susunan
data (data ini
merupakan data sekunder, data ini hanya sebagai contoh bukan data real karena
sudah dirubah satuannya menggunakan fungsi log).
Gambar : Data Latihan
Langkah 2 : Buka Sofware eviewsnya,
Klik file -> New -> Workfile.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
3 : Pada bagian Workfile structure
type, pilih Dated-regular frequency.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
4 : Langkah selanjutnya
yaitu pada date specification
dibagian frequency pilih Annual (karena data berbentuk tahunan). Sedangkan pada start date isikan dengan tahun awal data
yaitu 1998 dan end date isikan dengan
tahun akhir data yaitu 2019. Kemudian klik ok.
Gambar : Pengolah
Data Eviews 9
Langkah
5 : Langkah ke lima yaitu menuju ke menu Quick, lalu pilih Empty Group
(Edit Series).
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
6 : Selanjutnya yaitu copy data yang sudah siap untuk diolah dengan menyertakan variabel
independen dan dependen, kemudian klik paste pada kolom atas group.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
7 : Pada tahapan ini data
sudah masuk ke dalam program eviews. Kemudain pilih proc -> Make Equation.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
8 : Kemudian akan
muncul tampilan Equation Estimator ->
Specification.
Sumber
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
9 : Tahapan selanjutnya
adalah mengubah persamaan regresi y x1 x2 x3 c menjadi y c x1 x2 x3. Pada
Estimation setting di bagian Method pilih dengan “LS - Least Squared (NLS and ARMA).
Gambar : Pengolah
Data Eviews 9
Langkah
10 : Klik ok dan tampilan
hasil sebagai berikut.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Setelah data selesai diolah diperoleh persamaan regresi sebagai berikut :
Y = a + bx1 + bx2 + bx3 + e.
Y
(pengangguran terbuka) = a -
bx1(jumlah penduduk) + bx2(upah minimum provinsi) + bx3(pertumbuhan ekonomi) +
e.
Y =1785.293
-0.998373 + 0.098139 + 0.183328 + e.
Analisis Data
Data yang sudah diolah selanjutnya dianalisis. Berikut hasil analisis
data berdasarkan uji statistik.
Uji Signifikansi Paramater Individual (Uji
Statistik t).
Hasil output uji t statistik
menunjukkan bahwa variabel independen X1 (Jumlah Penduduk), X2 (Upah Minimum
Provinsi), dan X3 (Pertumbuhan Ekonomi) berpengaruh terhadap Y (Pengangguran
Terbuka) dengan nilai signifikansi dibawah 0.05.
Nilai konstanta sebesar 1785.293
menunjukkan bahwa jika variabel independen X1 (Jumlah Penduduk), X2 (Upah
Minimum Provinsi), dan X3 (Pertumbuhan Ekonomi) dianggap konstan maka rata-rata
pengangguran sebesar 1785.293.
Nilai koefisien regresi X1 (Jumlah
Penduduk) sebesar -0.998373 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Jumlah Penduduk
sebesar 1% maka Y (Pengangguran Terbuka) akan menurun sebesar 0.998373 persen.
Nilai koefisien regresi X2 (Upah
Minimum Provinsi) sebesar 0.098139 menunjukkan bahwa setiap kenaikan Upah
Minimum Provinsi sebesar 1% maka Y (Pengangguran Terbuka) akan meningkat
sebesar -0.098139 persen.
Nilai koefisien regresi X3
(Pertumbuhan Ekonomi) sebesar 0.183328 menunjukkan bahwa setiap kenaikan
Pertumbuhan Ekonomi sebesar 1% maka Y (Pengangguran Terbuka) akan meningkat
sebesar 0.183328 persen.
Kesimpulan dari hasil signifikansi paramater
individual (uji statistik t) adalah X1
(Jumlah Penduduk) memiliki hubungan negatif, X2 (Upah Minimum Provinsi)
memiliki hubungan positif, dan X3 (Pertumbuhan Ekonomi) memiliki hubungan
positif. Positif dan negatif hubungan terhadap Y (Pengangguran Terbuka).
Koefisien
Determinasi (R2).
Hasil output R-squared memiliki besaran nilai 0.671505 yang berarti variasi tiga
variabel independen X1 (Jumlah Penduduk), X2 (Upah Minimum Provinsi), dan X3
(Pertumbuhan Ekonomi) mampu menjelaskan 67,15% variasi variabel Y (Pengangguran
Terbuka). Sisanya 32,84% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti.
Hasil output diatas diketahui nilai adjusted R-squared sebesar 0.616756 yang
berarti variasi tiga variabel independent X1 (Jumlah Penduduk), X2 (Upah
Minimum Provinsi), dan X3 (Pertumbuhan Ekonomi) mampu menjelaskan 61,67%
variasi variabel Y (Pengangguran Terbuka). Sisanya 38,32 dijelaskan oleh
variabel lain yang tidak diteliti.
Kesimpulan dari Koefisien Determinasi (R2) adalah model regresi sangat
baik.
Uji
Signifikansi Simultan (Uji Statistik F).
Hasil output menunjukkan nilai F
statistik 12.26513 dengan probabilitas 0.000132. Karena probabilitas jauh dibawah
0.05, maka dapat disimpulkan ketiga variabel X1 (Jumlah Penduduk), X2 (Upah
Minimum Provinsi), dan X3 (Pertumbuhan Ekonomi) secara bersama-sama (simultan)
berpengaruh terhadap Y (Pengangguran Terbuka).
Kesimpulan hasil uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik
F) adalah variabel independen
simultan berpengaruh terhadap dependen.
Langkah
11 : Langkah selanjutnya yaitu
uji asumsi klasik. Uji pertama yang dilakukan adalah uji normalitas. Caranya dengan menuju ke View => Residual Diagnostics dan
pilih Histogram - Normality Test.
Klik ok.
Gambar : Pengolah
Data Eviews 9
Langkah 12 : Hasil uji sebagai berikut.
Gambar : Pengolah
Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hipotesa :
H1 : Data tidak berdistribusi normal
H0 : Data berdistribusi normal
Persyaratan Normalitas :
Jika nilai probabilitas< 0.05,
maka data tidak berdistribusi normal.
Jika nilai probabilitas> 0.05,
maka data berdistribusi normal.
Hasil output diketahui nilai Jarque Bera sebesar 1.377984 dengan p value (probabilitas) sebesar 0.502082
dimana nilai tersebut >
0.05 sehingga H0 diterima atau artinya residual berdistribusi
normal.
Langkah
13 : Langkah selanjutnya
adalah
melakukan uji
multikolinearitas. Caranya menuju ke View
=> Coefficient Dignostics pilih Variance
Inflation Factors. Klik ok.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
14 : Hasil ujisebagai berikut.
Gambar : Pengolah
Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hasil output diperoleh nilai Centered VIF baik X1 (Jumlah Penduduk) (114.8750), X2 (Upah Minimum
Provinsi) (120.7069), dan X3 (Pertumbuhan Ekonomi) (1.626408) dimana nilai
tersebut lebih dari 10, maka dapat dinyatakan terdapat masalah multikolinearitas
dalam model ini.
Langkah
15 : Langkah berikutnya yaitu uji
Heteroskedastisitas. Caranya dengan menuju ke View => Residual Diagnostics pilih Heterokedasticity Tests. Klik ok.
Gambar : Pengolah Data Eviews 9
Pada bagian Specification ada pilihan test type yang bisa digunakan. Kemudian pada bagian Regressors ada persamaan regresi yaitu
c x1 x2 x3. Setelah dilakukan
uji pada seluruh test yang disediakan yaitu Breusch Pagan Godfrey, Harvey, Glejser, ARCH, dan White. Kemudian klik ok. Hasil yang diperoleh sebagai
berikut.
1.Breusch Pagan Godfrey
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hipotesa :
H1 :
Terjangkit masalah heteroskedastisitas
H0 :
Tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
Persyaratan Breusch Pagan Godfrey :
Jika nilai probabilitas <
0.05, maka data terjangkit masalah heteroskedastisitas.
Jika nilai probabilitas> 0.05, maka data tidak terjangkit
masalah heteroskedastisitas.
Hasil output diperoleh nilai p value (probabilitas) sebesar 0.5032 (Prob. chi square(3) pada Obs*R-Squared). Nilai p value (probabilitas) lebih besar
daripada tingkat alpha (0.5032
> 0.05), maka H0 diterima
atau yang berarti model regresi bersifat homoskedastisitas (tidak ada masalah
asumsi non heteroskedastisitas).
2.Harvey
Gambar : Pengolah Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hipotesa :
H1 : Terjangkit masalah
heteroskedastisitas
H0 : Tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas
Persyaratan Harvey :
Jika
nilai probabilitas < 0.05, maka
data terjangkit masalah heteroskedastisitas.
Jika
nilai probabilitas > 0.05, maka
data tidak terjangkit masalah heteroskedastisitas.
Hasil output diperoleh nilai p value (probabilitas) sebesar 0.4318 (Prob. chi square(3) pada Obs*R-Squared). Nilai p value (probabilitas) lebih besar
daripada tingkat alpha (0.4318 > 0.05), maka H0 diterima atau yang berarti model
regresi bersifat homoskedastisitas (tidak ada masalah asumsi non
heteroskedastisitas).
3.Glejser
Gambar : Pengolah Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hipotesa
H1 : Terjangkit masalah heteroskedastisitas
H0 : Tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
Persyaratan Glejser :
Jika nilai probabilitas < 0.05, maka data terjangkit masalah
heteroskedastisitas.
Jika nilai probabilitas > 0.05, maka data tidak terjangkit
masalah heteroskedastisitas.
Hasil output diperoleh nilai p value (probabilitas) sebesar 0.3920 (Prob. chi square(3) pada Obs*R-Squared). Nilai p value (probabilitas) lebih besar daripada tingkat alpha (0.3920 > 0.05), maka H0 diterima atau yang berarti model
regresi bersifat homoskedastisitas (tidak ada masalah asumsi non
heteroskedastisitas).
4.ARCH
Gambar : Pengolah Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hipotesa :
H1 : Terjangkit masalah heteroskedastisitas
H0 : Tidak terjadi masalah
heteroskedastisitas
Persyaratan ARCH :
Jika
nilai probabilitas < 0.05, maka
data terjangkit masalah heteroskedastisitas.
Jika
nilai probabilitas > 0.05, maka
data tidak terjangkit masalah heteroskedastisitas.
Hasil output diatas
diperoleh nilai p value
(probabilitas) sebesar 0.8615 (Prob. chi square(3) pada Obs*R-Squared).
Nilai p value (probabilitas) lebih
besar daripada tingkat alpha (0.8615
> 0.05), maka H0 diterima
atau yang berarti model regresi bersifat homoskedastisitas (tidak ada masalah
asumsi non heteroskedastisitas).
5.White
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hipotesa :
H1 :
Terjangkit masalah heteroskedastisitas
H0 :
Tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
Persyaratan White :
Jika
nilai probabilitas < 0.05, maka
data terjangkit masalah heteroskedastisitas.
Jika
nilai probabilitas > 0.05, maka
data tidak terjangkit masalah heteroskedastisitas.
Hasil
output diatas diperoleh nilai
p value (probabilitas) sebesar 0.6104 (Prob. chi square(3) pada Obs*R-Squared). Nilai p value (probabilitas) lebih besar daripada tingkat alpha (0.6104 > 0.05), maka H0 diterima atau yang berarti model
regresi bersifat homoskedastisitas (tidak ada masalah asumsi non
heteroskedastisitas).
Langkah 16 : Setelah mengetahui hasil
heteroskedastisitas, selanjutnya lakukan uji Autokorelasi. Caranya dengan
menuju View => Residual Diagnostics => Serial
Correlation LM Test.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
17 : Pada tampilan Lag Specification,
dibagian Lags to include (dapat diisi sesuai kondisi
data), disarankan tetap menggunakan Lags to include “2”. Kemudian klik ok.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
18 : Hasilnya sebagai berikut.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hipotesa :
H1 : Terjangkit masalah autokorelasi
H0 : Tidak terjadi masalah autokorelasi
Persyaratan autokorelasi :
Jika nilai probabilitas < 0.05, maka data terjangkit masalah
autokorelasi.
Jika nilai probabilitas > 0.05, maka data tidak terjangkit
masalah autokorelasi.
Hasil output diatas nilai Prob Chi Square(2) yang merupakan nilai p value (Probabilitas) uji Breusch-Godfrey
Serial Correlation LM memiliki
nilai sebesar 0.0198 dimana nilai tersebut lebih kecil dari tingkat alpha (0.0198 < 0.05) sehingga H1 diterima atau yang berarti data terjangkit
masalah autokorelasi. Selanjutnya untuk analisis autokorelasi melalui nilai Durbin Watson stat (pada hasil regresi).
Langkah
19 : Langkah selanjutnya
adalah klik Proc pilih Specify/Estimate.
Gambar : Pengolah Data Eviews 9
Langkah
20 : Pada tahapan ini kembali pada jendela persamaan regresi. Klik ok.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
21 : Hasilnya sebagai berikut.
Gambar : Pengolah Data
Eviews 9
Interpretasi Output :
Hasil uji yang sudah
dilakukan perlu diperhatikan
nilai dari Durbin Watson Stat yaitu
0.815091. Nilai tersebut dibandingkan
dengan nilai-nilai lain dan kemudian
menentukan daerah data. Penentuan daerah data memerlukan tabel Durbin Watson dengan tingkat
signifikansi 0.05. Berikut contoh
tabel Durbin Watson :
Gambar
: Tabel Durbin Watson 5%
Sebelum masuk ke tabel, cari
nilai-nilai berikut terlebih dahulu.
1
|
Durbin watson stat
|
2
|
K (Variabel Independen)
|
3
|
Included Observations
|
4
|
DL
|
5
|
DU
|
6
|
4-DU
|
7
|
4-DL
|
Gambar
: Komponen Durbin Watson
- Nilai Durbin Watson stat sebesar 0.815091.
- K (Variabel Independen) adalah 3 variabel.
- Included Observations adalah 22.
Langkahnya adalah mencari nilai DL dan DU dengan menggunakan tabel Durbin Watson dengan
tingkat signifikansi 5% (0.05). Cara yang dapat dilakukan yaitu pada K=3 (karena jumlah variabel
independen ada 3). Selanjutnya mencari
nilai DL dan DU diurutan n ke 22 (karena jumlah observations ada 22).
Gambar
: Durbin Watson 5%
Dari hasil pencarian di tabel Durbin Watson (5%) didapatkan nilai DL =
1.0529 dan DU = 1.6640. Setelah diketahui
nilai DL dan DU, langkah selanjutnya yaitu mencari nilai 4-DL dan 4-DU. Nilai 4-DU atau 4-1.6640 =
2.3360 dan 4-DL atau 4-1.0529 = 2.9471.
Maka nilai-nilai berikut sudah berhasil diperoleh, yaitu :
1
|
Durbin watson stat
|
0.815091
|
2
|
K
(Variabel Independen)
|
3
|
3
|
Included Observations
|
22
|
4
|
DL
|
1.0529
|
5
|
DU
|
1.6640
|
6
|
4-DU
|
2.3360
|
7
|
4-DL
|
2.9471
|
Gambar
: Komponen Durbin Watson
Langkah selanjutnya yaitu memasukan
nilai DL dan DU serta 4-DU dan 4-DL ke dalam bagan Durbin Watson Test.
Berikut adalah
bagan Durbin Watson Test.
Gambar
: Bagan Durbin Watson Test
Dari bagan ini setelah diisikan
nilai DL dan DU serta 4-DU dan 4-DL, kemudian masukan nilai Durbin
watson stat. Berikut adalah nilai-nilai yang sudah dimasukan kedalam bagan Durbin Watson.
Gambar
: Bagan Durbin Watson Test
Hasil bagan diatas dapat diketahui bahwa nilai Durbin Watson Stat berada pada daerah
autokoelasi positif. Hal ini ditunjukkan oleh nilai-nilai lain yang lebih besar
dari nilai Durbin watson stat.
Sehingga dapat disimpulkan
bahwa data terjangkit
masalah autokorelasi positif.
Langkah
22 : Langkah selanjutnya lakukan uji Linearitas. Menuju ke View -> Stability Diagnostics ->
Ramsey reset Test.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
23 : Selanjutnya pada
bagian Reset Specification di Number of fitted term pilih
"1". Klik ok.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
24 : Hasil uji yang sudah dilakukan sebagai berikut.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hasil output uji Ramsey Reset Test diperoleh nilai
sebesar 0.5906 dimana lebih besar dari tingkat alpha (0.5906 > 0.05) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel
bebas linear dengan variabel terikat. Nilai ini dapat dilihat pada nilai p value (probabilitas)
yang ditunjukkan pada kolom probability
baris F-statistics.
Langkah
25 : Setelah diketahui
hasil linearitas, maka selanjutnya dilakukan
uji terakhir yaitu Outlier. Simpan
persamaannya terlebih dahulu dengan klik name
lalu isikan eq01. Kemudian klik
ok.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
26 : Langkah selanjutnya
yaitu pada kotak “Command”,
silahkan ketik perintah berikut yaitu “eq01.infstats(t, rows=22, sort=rs)
rstudent” tanpa tanda kutip. Perhatikan bahwa eq01 adalah nama persamaan
yang disimpan dan akan dilihat nilai studentized
residualnya. Sedangkan angka 22 adalah jumlah sampel yang telah digunakan.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Langkah
27 : Berikut hasil
pengolahan data.
Gambar
: Pengolah Data Eviews 9
Interpretasi Output :
Hasil output uji outlier terdapat masalah observasi
atau sampel terdeteksi outlier. Dasar penentuannya adalah jika nilai studentized residualnya adalah lebih dari 3 atau kurang dari -3
maka data terdeteksi outlier. Hasil di atas diperoleh nilai observasi dengan
studentized residual > 2.5
atau < -2.5 berwarna merah, sehingga
dapat diartikan data
terjangkit masalah outlier.
Informasi ekonometrika secara
lengkap, silakan kunjungi channel youtube
saya di : Dimas Channel
Note : Silakan bagi teman-teman yang ingin meng-copy artikel ini. Mohon sertakan sumber aslinya. Terima Kasih :-)
Note : Silakan bagi teman-teman yang ingin meng-copy artikel ini. Mohon sertakan sumber aslinya. Terima Kasih :-)
Post a Comment for "Regresi Data Time Series dan Uji Asumsi Klasik di Eviews 9"
Silakan bila ingin bertanya. Jangan melakukan spam dan jangan berkata kotor. Terima kasih sudah berkunjung :-)